-->

PBB: Pemukim Yahudi Sebabkan Rakyat Palestina Krisis Air



Krisis air di Palestina (Helmi/dok)
ResistNews - Badan PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan ulah pemukim Yahudi di daerah Tepi Barat Sungai Jordan telah menyebabkan rakyat Palestina di daerah ini kehilangan akses ke mata air. Akibatnya Pertanian dan kehidupan rumah tangga rakyat Palestina terancam.

"Dalam beberapa tahun belakangan, makin banyak mata air di sekitar permukiman Yahudi di seluruh Tepi Barat telah menjadi sasaran kegiatan pemukim. Tindakan mereka menghilangkan, atau membahayakan, akses ke sumber air tersebut serta penggunaannya oleh orang Palestina," demikian laporan OCHA di markas PBB di New York, Senin (19/03).

OCHA mengeluarkan laporan dengan judul "How Dispossession Happens: The Humanitarian Impact of the Takeover of Palestinian Water Springs by Israeli Settlers". Laporan ini dikumpulkan dengan menggunakan data dari survei OCHA selama satu tahun belakangan.

Survei oleh OCHA tersebut mencatat dari 56 mata air yang berada di dekat permukiman Yahudi, 22 di antaranya berada di tempat akses terhalang oleh intimidasi, ancaman atau aksi kekerasan oleh pemukim Yahudi.

“Di delapan mata air yang dikuasai sepenuhnya oleh pemukim, pemasangan pagar dan pencaplokan oleh pemukiman Yahudi telah digunakan guna menghalangi orang Palestina memperoleh akses ke air bersih,” kata laporan itu.

Xinhua menyebutkan, laporan OCHA tersebut menekankan pentingnya mata air itu buat orang Palestina.  "Meskipun ada hasilnya berkurang, mata air telah menjadi sumber air tunggal terbesar untuk irigasi dan sumber penting untuk memberi air buat ternak. Meskipun jumlahnya berkurang, mata air juga adalah sumber air buat konsumsi rumah tangga."

Menurut laporan tersebut, hilangnya akses ke mata air berdampak ekonomi serius bagi warga Palestina.  Hilangnya akses ke mata air dan tanah mengurangi penghasilan petani. Akibatnya para petani dipaksa berhenti mengolah tanah atau menghadapi kekurangan produksi tanaman mereka. "Petani, peternak dan rumah tangga lain menghadapi biaya yang meningkatkan, akibat kebutuhan untuk membeli air tangki atau pipa, yang lebih mahal."
(ss/rin/kap/pol)