-->

Pastur dan Pendeta Ingin Habib Rizieq Datang Lagi


 



ResistNews—Ketegangan Massa Front Pembela Islam (FPI) dengan mahasiwa Dayak di Jl KH Wahid Hasyim, Rabu (14/3/2012) sore, terkait pemasangan spanduk “provokatif” yang memojokkan ormas Islam ini di depan Asrama Pangsuma tak urung ikut membuat tokoh-tokoh masyarakat di wilayah itu menjadi sibuk.
Hari Rabu malam, terjadi pertemuan di Mapolresta Pontianak, dihadiri Ketua FPI Kalbar Habib Muhammad Iskandar Alkadrie dan Ketua Harian Dewan Adat Dayak (DAD) Kalbar, Yakobus Kumis. Pertemuan itu dihadiri juga Wakil Wali Kota Pontianak Paryadi, Wakapolda Kalbar Kombes Pol Syafaruddin, dan Kapolresta Pontianak Kombes Pol Muharrom Riyadi. Usai pertemuan kedua pihak, FPI dan DAD saling berangkulan.
Hari Kamis (15/3/2012) sejumlah pemuka masyarakat Sintang juga bertemu di Polres Sintang. Para pemuka masyarakat Kalbar ini menolak wilayahnya dirusak ulah provokator melalui SMS tidak jelas yang hanya memancing kerukunan etnis.
Bertempat di aula Polres Sintang, kala itu hadir Dandim 1205 Parlindungan Hutagalung, Kejari dan Ketua Dewan Adat Dayak serta MUI setempat. Pada kesempatan tersebut Ketua DAD Sintang Mikael Abeng mengatakan agar wilayahnya damai dan tidak menanggapi SMS tidak jelas berisi adu-domba FPI dengan etnis Dayak.
Pertemuan terus terjadi hingga Jumat Malam. Intinya, seluruh elemen masyarakat dan tokoh Pontianak tak ingin provokator merusak kedamaian di wilayahnya serta melarang berbagai pihak mempercayai SMS gelap yang mengadu antara Dayak dengan FPI.
Untuk melihat perkembangan, hidayatullah.com mewawancarai Sekjen Pembina Muallaf Kalbar, Jose Andreas, seorang warga keturunan Dayak yang kini beralih nama menjadi M. Damanhuri, SHI, SH. Selain aktif di Pembina Muallaf, ia juga Ketua Majelis Silatrurrahmi Umat (MSU) Kalimantan Barat.
Bagaimana kabar terakhir pasus Pontianak?
Alhamdulillah, sebuah sudah dalam keadaan baik dan sudah dikondisikan. Jumat (16/03/2012) dini hari, semua elemen berkumpul untuk mengantisipasi keadaan agarlebih baik.
Sebenarnya persoanya apa yang memicu bentrokan kemarin itu?
Awalnya bermula soal spanduk. Di mana ada mahasiswa Dayak memasang spanduk yang isinya menolak FPI, dan itu dikait-kaitan dengan kasus FPI di Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng). Menariknya, sehabis memasang spanduk yang akhirnya membuat keributan, si pembuat spanduk justru sudah keluar dari Pontianak. Sekarang orangnya lagi dicari.
Sebenarnya sebelum ada peristiwa spanduk yang dinilai provokatif itu, hubungan umat Islam dan FPI sendiri seperti apa?
Ya tenang, tidak ada persoalan. Bahkan Alhamdulillah, pernah ada pertemuan antar tokoh agama bulan lalu dengan Habib Rizieq Shihab bahkan pastur-pastur di sini mengatakan, kalau bisa diadapan lagi acara nya pak, supaya kami dapat pencerahan. Saya senang dengan acara ini, katanya.
Siapa yang mengatakan seperti itu?
Para pastur dan pendeta. Justru mereka yang ingin ada pertemuan dan ingin Habib Rizieq datang lagi.
Bukankan selama ini kehadiran Habib Rizieq di Kalbar justru membuat provokasi dan memanaskan Pontianak?
Tidak. Justru kami, dari tokoh-tokoh Islam dan tokoh-tokoh Kristen ingin kehadiran Habib Rizieq.
Kenapa tidak seperti pemberitaan media?
Itulah, kami semua sudah jengkel dah tengok media massa itu. Gak tau permasalahan tapi grak-grik, grak-grik gitu.
Selama ini bagaimana hubungan Habib Rizeq dengan warga Dayak Muslim sendiri?
Alhamdulillah, hubungannya dengan warga Daya juga bagus. Karena kehadiran Habib kan bukan untuk mendakwahi orang Kristen, dia kan datang untuk umat Muslim. Nggak pernah dia datang ke sini untuk mendakwahi orang Kristen. Itulah mengapa dia disenangi tokoh-tokoh Kristen di sini. Habib juga tidak pernah dakwah di orang-orang Kristen, dia datang ke sini biasanya di masjid-masjid sesuai permintaan dan undangan. Menurut saya wajar saja dia diundang ke masjid atau mengisi di acara Maulid Nabi di sini.
Kalau begitu, apakah peristiwa bentrok FPI dan mahasiswa Dayak kemarin ada kaitan dengan politik?
InsyaAllah, dari beberapa pertemuan dengan tokoh masyarakat di sini dan hasil pertemuan dengan pihak aparat di sini, kasus ini ada yang memainkan. Jadi ada yang me-remote. Memang sudah disetir seperti ini. Dimungkinan ini ada kaitan dengan Pemilukada yang sudah mulai memanas.
Kami akan mengadakan pertemuan damai antara tokoh-tokoh Kristen dan Islam dalam waktu dekat ini. Kami juga akan mengadakan aksi damai, jangan gara-gara ini situasinya tidak kondusif. (hidayatullah)