-->

Mahasiswa, Polisi dan BBM

Mahasiswa, Polisi dan BBM
Sejumlah polisi mengamankan mahasiswa yang diduga provokator saat berunjuk rasa di depan Kantor BP Migas Pekanbaru, Riau, Kamis (15/3). Dalam aksinya, sekitar 20 mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia menyuarakan agar BP Migas transparan, tidak korupsi dan melawan tekanan kuasa modal asing.
Mahasiswa adalah calon intelektual masa depan. Kata “mahasiswa” merupakan satu kata yang dipakai untuk menunjukkan seseorang ketika menuntut ilmu di tingkat perguruan tinggi. Polisi adalah orang atau lembaga yang menjaga keamanan dan keutuhan Negara dalam sebuah wilayah. Sedangkan BBM adalah bahan bakar minyak bukan BBM Aggie. Ketiga komponen tersebut sedang “hangat-hangat” diperbincangkan di Indonesia saat ini.

1 April 2012 yang akan datang kemungkinan besar (dipastikan) bahan bakar minyak akan kembali naik. Masyarakat terus risau dan galau untuk menerima kenyataan itu pada tanggal yang telah ditentukan. Pembahasan tentang kenaikan BBM pun hanya menunggu ketuk palu di sidang paripurna DPR. Sebagian rakyat menangis, sedangkan sebagian yang lain ketawa. Memang SBY rela hidup enak di atas penderitaan masyarakat.

Aksi menolak kenaikan BBM pun kian hari kian bertambah besar di seluruh pelosok tanah air, baik itu dari kalangan mahasiswa, buruh atau maupun masyarakat biasa. Para pendemo mengharapkan kebijakan menaikkan harga BBM untuk tidak dilaksanakan. Karena menimbang banyak masyarakat miskin yang bergelimpangan di mana-mana. Busung lapar, kemiskinan, pemerkosaan, perampokan sampai ke penodongan menjadi “makanan” penikmat media tiap hari.

Sedangkan para koruptor masih berlenggak-lenggok di rumah-rumah mewah. Uang rakyat yang mereka korupsikan belum dikembalikan. Sehingga karena kekurangan biaya membuat BBM pun harus naik. Berapa triliun pejabat merebut uang rakyat. Betul-betul para pejabat biadab dan rela hidup di bawah peneritaan orang lain. Kenapa tidak gaji Presiden, Menteri, DPR yang dikurangi, kenapa harus BBM yang harus dinaikkan. Sungguh inilah kekurangajaran para pejabat terhadap rakyatnya. Semoga Allah mengazab mereka semua.
Tidak hanya sampai disitu, mereka menjadikan polisi sebagai alat untuk menjaga keamanan mereka. Sehingga polisi pun bertindak BIADAB terhadap para pendemo. Apakah mereka diajarkan untuk MEMBUNUH rakyat atau menjaga KEAMANAN terhadap rakyat. Ini persekongkolan yang tidak aka nada habis-habisnya. Mulai zaman Orde baru hingga era-Reformasi. Itulah srigala yang bertopeng manusia, harimau berbulu domba.

Hendaknya pemerintah SBY sadar akan hal itu semua. Jangan sedikit-sedikit rakyat yang menjadi korban. Dan semoga Tuhan mengazab para pejabat yang BIADAB terhadap rakyat. Amien……!!!

Penulis adalah mahasiswa S1 Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. (tribunnews)