-->

GMNI : Bersatulah Wahai Gerakan Mahasiswa


Massa GMNI Pusat melakukan aksi unjuk rasa di jalan raya Salemba, Jakarta , Senin (19/3/2012)

ResistNews - Sumpah Pemuda adalah momentum dimana para anak-anak muda yang terdiri, mahasiswa, pelajar bersatu padu berikar satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa untuk berjuang menyelamatkan bangsa dari penjajahan kolonial. Saat ini, Ibu Pertiwi menangis melihat represifitas negara, Aparat Kepolisian yang buas menghadapi gerakan mahasiswa yang menuntut keadilan.
Demikian disampaikan Komisaris FH UKI, Fherly, menurutnya represivitas aparat kepolisian menunjukkan kepanikan pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)- Boediono dalam mengatasi gejolak protes terhadap rencana menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Untuk itu Kami mengutuk tindakan keras aparat kepolisian dalam menghadapi aksi aksi mahasiswa serta penangkapan enam aktivis Aliansi BEM Jabar. Keenam aktivis Aliansi BEM Jabar yang ditahan agar dibebaskan sekarang juga," kata Fherly selaku Komisaris FH UKI, di sela-sela aksi menolak kenaikan harga BBM di Salemba, Jakarta Pusat, Senin (19/3/2012) kemarin.

Lebih lanjut Fherly menjelaskan, penangkapan, teror, bahkan sampai pembunuhan akan selalu dilalui oleh siapapun bagi yang memperjuangkan kebenaran dan keadilan

"Hanya semangat dan restu ilahi yang akan terus menyertai setiap perjuangan, Hanya solidaritas yang menjadi kekuatan serta senjata bagi anak-anak muda yang tidak mau negerinya karam akibat rakusnya pemerintah," paparnya.

Perjuangan, masih menurut Fherly, mahasiswa adalah bukti dimana semua ilmu pengetahuan diterapkan di bangku kuliah. "Tridharma perguruan tinggi mengajarkan kita untuk tetap setia belajar, penelitian dan mengabdi bagi masyarakat," imbuhnya.

Lebih lanjut Fherly memaparkan bahwa, kekayaan alam yang tuhan limpahkan buat bangsa Indonesia hanya  dinikmati oleh sejumlah orang dinegeri ini.

Isu kenaikan BBM yang berkembang ditengah-tengah masyarakat begitu mengangu, menurut Fherly, Kenaikan harga bahan bakar minyak hanya akan berdampak pada kenaikan harga kebutuhan pokok, transportasi dan kebutuhan - kebutuhan hidup lainnya.

"Sementara setiap hari, kita mendengarkan, ada orang miskin menjerit, bayi-bayi meningal karena kurang gizi, dan bunuh diri akibat tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup," ungkapnya.

"Salah kah mahasiswa berjuang menyelamatkan kondisi saat ini? Makar kah perjuangan buruh dan mahasiswa memperjuangkan hak-haknya yang dirampas negara karena kenaikan harga BBM,"lanjutnya.

Tidak ada yang salah dari sebuah perjuangan, untuk itu demi sebuah bangsa yang lebih baik, Fherly menegaskan, bersatulah semua kelompok prodemokrasi

"Berjuanglah dan selamatkan masa depan 250 juta rakyat Indonesia dari penjajahan pemerintahan SBY-Boediono. Bersatulah mahasiswa untuk turunkan pemerintahan yang sudah gagal dan menindas seluruh rakyat Indonesia, Jangan Takut sebab perjuangan menumbangkan tirani merupakan bukti dari sebuah peradaban yang lebih baik untuk kemajuan NKRI," pungkasnya.

Seperti diketahui, aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM terus meluas setiap hari di penjuru nusantara.

Di sejumlah daerah, berbagai kelompok mahasiswa dan buruh mengelar penolakan rencana pemerintah yang akan menaikan harga BBM 1 April mendatang.

Aksi tersebut bahkan harus berakhir dengan bentrokan antar pengunjuk rasa dan aparat kepolisian, akibatnya sejumalah mahasiswa mengalami pemukulan dan penangkapan. [simon salakory/seruu]