Tak terima didorong paksa aparat kepolisian, para mahasiswa pun bereaksi dengan mendorong balik sembari melemparkan botol-botol air mineral. Namun, perlahan, kerumunan bisa dikendalikan sehingga kemacetan parah bisa terurai.
Aksi demo menolak kenaikan BBM ini memang telah menciptakan antrean panjang kendaraan di Jalan Laksda Adisucipto, baik itu yang mengarah ke Yogyakarta maupun arah sebaliknya (Solo). Sebelumnya, polisi pun berusaha mengurai kemacetan dengan memutar-balik arah yang berasal dari Yogyakarta. Lengkingan klakson baik itu roda dua maupun roda empat terus terdengar bersahutan dengan yel - yel yang diteriakan mahasiswa.
"Saya sendiri tidak sepakat dengan kenaikan harga BBM, tapi saya juga tidak sepakat dengan cara - cara demo seperti ini. Bagaimana coba kalau ada pengguna jalan yang memang sedang terburu-buru," jelas Doni, seorang pengguna jalan.
Sementara itu, Imam S Arizal, selaku ketua umum PC PMII DIY menjelaskan bahwa aksi demo tersebut menitikberatkan pada aspirasi untuk menolak kenaikan harga BBM. "Kebijakan itu merupakan keputusan diskriminatif dan sama sekali tak berpihak kepada rakyat," jelasnya.
Disamping membawa berbagai macam tuntutan, mereka juga melakukan aksi teatrikal sambil membawa keranda jenazah sebagai simbol gagalnya pemerintah.(tribunnews)