Dari Bacaan Amien, Hingga Paha Kijang Kashmir
Sesaat setelah acara dibuka, Ummu Fauzi, penulis Novel Jihad KBDBK memaparkan mengapa dirinya sampai menulis novel tersebut. Keinginan untuk mengabarkan derita kaum Muslimin Kashmir kepada kaum Muslimin di Indonesia, adalah alasan utama penulisan novel tersebut. Hal itu juga karena minimnya informasi tentang Kashmir yang sampai ke negeri ini.
Ustadz Sarbini, Ketua Presidium Mer-C, sebagai pembicara berikutnya, yang juga pernah menginjakkan kakinya di bumi jihad Kashmir, menceritakan bahwa ada pesan khusus dari orang Kashmir mengenai Kashmir, yakni jangan menghembuskan nafas terlebih dahulu sebelum menginjakkan kaki di bumi Kasmir, mengapa, karena Kashmir adalah sepotong surga di dunia. Demikianlah ungkapan untuk menggambarkan betapa indahnya bumi jihad, bumi Islam Kashmir.
Beliau juga menceritakan pengalamannya berjumpa, berkerjasama, dan berhubungan dengan mujahidin Kashmir, khususnya Laskar e Taiba. Beliau begitu terkesan dengan kebersamaan, ukhuwah, dan integritas mujahidin yang menurutnya luar biasa. Mereka begitu memuliakan tamu-tamu mereka, terutama kaum Muslimin dari Indonesia.
Beliau punya pengalaman unik ketika berada di Kashmir, khususnya ketika shalat berjama’ah, dimana karena perbedaan mazhab (mereka di sana) tidak melafalkan bacaan amien setelah bacaan Al Fatihah, namun hanya empat orang dari Indonesia yang secara keras membacanya. Tentu saja kisah perbedaan tersebut menjadi kenangan tersendiri yang indah saat ini.
Satu pengalaman unik dan terkesan lainnya dari Ustadz Sarbini ketika mereka dijamu makan dan setiap orang mendapatkan satu porsi besar paha kijang Kashmir yang tentu saja sangat banyak, cukup untuk porsi empat orang. Subhanallah!
Akhirnya Ustadz Sarbini menyatakan bahwa novel jihad KBDBK mengingatkannya kembali akan keindahan dan perjuangan bumi jihad Kashmir dan menimbulkan kerinduannya untuk kembali ke sana.
Umat Islam Butuh Pelindung!
Ustadz Abu Shofi, dari Imarah Islam Indonesia, sebagai pembicara berikutnya mengomentari tokoh Salim, yang menjadi pelaku utama di novel KBDBK. Menurut beliau, karena ideologi jihadlah Salim, sang pemuda desa, cacat, dan sudah tidak lagi memiliki harapan hidup, akhirnya bangkit berjuang, berjihad ke bumi Kashmir, dan akhirnya meminang bidadari hakiki di sana. Contoh kehidupan Salim menurut beliau bisa menjadi inspirasi dan motivasi para pemuda saat ini yang kebanyakan tidak memiliki arah dalam kehidupan.
Selain membahas masalah Salim, Ustadz Abu Shofi juga menyoroti solusi problematika masalah umat Islam, khususnya kedzoliman-kedzoliman yang dialaminya, termasuk di bumi Kashmir. Menurut beliau, semua itu disebabkan umat Islam tidak lagi memiliki Khilafah, yang bertindak sebagai pelindung ummat dari kedzoliman kaum kafir, termasuk kaum kafir Hindi (India) terhadap Kashmir. Untuk itu, kaum Muslimin harus kembali menegakkan Khilafah, yang bisa secara kongkrit didahului dengan pembentukan Imarah Islam-Imarah Islam, hingga akhirnya bendera Islam berkibar di seluruh dunia, termasuk di negeri ini. Para peserta pun serentak meneriakkan takbir. Allahu Akbar!
Setelah dilanjutkan dengan dua sesi pertanyaan, acara launching Novel Jihad KBDBK diakhiri dengan satu pesan yang sangat menyentuh, setelah seorang akhwat menanyakan apa peran para Muslimah dalam kondisi saat ini. Para Muslimah tidak hanya bertugas mencetak generasi penerus perjuangan, para mujahid, melainkan mereka juga harus “merelakan” orang-orang yang sangat dicintainya untuk berjuang menegakkan agama Allah SWT, jihad fie Sabilillah. Allahu Akbar!
(M Fachry/arrahmah.com)