-->

PBB Desak Assad Akhiri Serangan Militer di Suriah

NEW YORK (ResistNews) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon mendesak Presiden Suriah Bashar al-Assad segera mengakhiri operasi militer mematikan terhadap para penentangnya. Assad juga diminta menghentikan penangkapan terhadap aktivis demokrasi. Desakan tersebut disampaikan Ban Ki-moon di New York, Amerika Serikat, Sabtu (6/8) waktu setempat.

Assad menolak menerima telepon dari Sekjen PBB saat ia meningkatkan tindakan keras terhadap protes-protes oposisi. Tapi, Dewan Keamanan PBB dalam pernyataan minggu lalu telah meningkatkan tekanan internasional terhadap pemimpin Pemerintah Suriah yang mengumumkan Sabtu, bahwa pemilihan umum yang bebas akan diselenggarakan dalam tahun ini.

"Dalam percakapan telepon dengan Presiden Assad dari Suriah hari ini, Sekretaris Jenderal PBB menyatakan keprihatinan yang kuat dan juga keprihatinan masyarakat internasional atas meningkatnya kekerasan dan jumlah korban yang tewas di Suriah selama beberapa hari terakhir," kata Juru bicara PBB, Martin Nesirky.

Ban menyampaikan pesan jelas kepada Presiden Suriah yang dikirim oleh Dewan Keamanan PBB. Dewan Keamanan PBB memerintahkan pemimpin PBB untuk membuat laporan tentang peristiwa di Suriah pada Rabu. Ban telah berjanji untuk melakukan upaya baru menghubungi Assad.

Assad kembali membela diri bahwa sejumlah besar anggota pasukan keamanan Suriah telah tewas dalam protes. Menanggapi itu, Ban mengatakan mengutuk kekerasan terhadap warga sipil dan pasukan keamanan.

Assad mengumumkan langkah-langkah baru untuk melakukan reformasi. "Sekjen menekankan bahwa agar langkah-langkah itu memperoleh kredibilitas, penggunaan kekerasan dan penangkapan massal harus segera dihentikan," tambah PBB.

"Dia (Ban) mengingatkan Presiden Assad tentang kewajiban Pemerintah Suriah berdasarkan hukum HAM internasional," ungkap Nesirky.

Sekjen PBB juga mengulangi seruannya kepada Pemerintah Suriah untuk menerima misi dari badan-badan kemanusiaan internasional dan Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB. Tuntutan-tuntutan lama itu akan dibahas menteri luar negeri Suriah pekan ini.

"Sekjen juga menggarisbawahi tanggung jawab pihak berwenang Suriah untuk menjamin keamanan staf dan tempat PBB di dalam negara itu," tambah juru bicara tersebut.

Aksi-aksi protes terhadap Assad dimulai pada pertengahan Maret 2011. Pemerintah Suriah sejak saat itu berusaha untuk menghancurkan gerakan demokrasi dengan kekuatan yang brutal. Mereka membunuh sekitar 1.650 warga sipil dan menangkap ribuan pembangkang. Begitu menurut laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.(Ant/BEY/metrotvnews.com)