-->

250 ribu protes kenaikan harga di Israel

Aksi protes di IsraelISRAEL (ResistNews) - Kalangan profesional merasa tak sanggup menghidupi keluarga mereka.
Sedikitnya 250 ribu warga Israel berkumpul untuk sebuah aksi protes akbar menentang kenaikan harga-harga.
Aksi protes terbesar berlangsung di Tel Aviv dimana polisi mengatakan sedikitnya 200.000 orang turun ke jalan, sementara 30.000 orang lainnya berdemo di Jerusalem.
Aksi demo ini merupakan gelombang protes terbesar yang pernah terjadi di Israel dalam puluhan tahun terakhir, dimana peserta demo menuntut pemerintah mengambil tindakan untuk menurunkan harga makanan dan perumahan.
Sebagian peserta bahkan berkemah di pusat-pusat kota.
Menurut juru bicara kepolisian Micky Rosenfeld selain di di Tel Aviv dan Jerusalem, diperkirakan 20.000 orang juga terlibat aksi serupa di berbagai kota lain.
"Hitungan kami lebih dari 250.000 di seluruh negeri," katanya pada kantor berita AFP.
Sementara menurut media Israel jumlah peserta aksi protes ini mendekati 300.000 orang.

Berjuang keras

Sudah tiga kali Sabtu berturut-turut aksi berlangsung.
Menurut wartawan BBC, Wyre Davies, di Jerusalem sebagian besar peserta aksi adalah kalangan profesional kelas menengah yang merasa gajinya tak cukup untuk membayar biaya perumahan dan perawatan anak.
Peserta aksi, lanjut Davies, mengaku terinspirasi aksi serupa di Timur Tengah namun yang mereka cari bukan perubahan rezim dan arah politik, melainkan agar pemerintah bereaksi terhadap meroketnya harga-harga.
"Sulit hidup di negeri ini," kata Ehud Rotem, mahasiswa usia 26 tahun, yang ikut aksi demo di Jerusalem.
Kepada kantor berita AP, Rotem mengatakan tiap warga Israel sudah melaksanakan wajib militer, bekerja dan membayar pajak tinggi namun "tetap tidak mendapat penghasilan cukup sampai akhir bulan".

Baroch Oren
Warga Tel Aviv, mengatakan situasi saat ini "mustahil".
"Kami bekerja sangat keras tetap saja tidak bisa menikmati hidup tenang, harus selalu berjuang keras," kata seorang warga.
Salah seorang koordinator aksi, Baroch Oren, mengatakan gerakan ini adalah "sebuah revolusi".
"Belum pernah ada kejadian seperti ini selama puluhan tahun semua orang turun, bersama-sama, meminta perubahan," ujar Oren.
Sebenarnya tingkat pertumbuhan ekonomi Israel cukup sehat, rata-rata 4,5% sejak 2004, dan pada saat yang sama tingkat pengangguran turun dari 11% menjadi sekitar 6%.
Namun menurut publik pertumbuhan ini gagal menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat banyak ditambah makin besarnya kejengkelan publik terhadap apa yang disebut sebagai ketidakadilan sosial, dan korupsi pejabat. (bbc)