JAKARTA (ResistNews) - Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mewanti-wanti kader Demokrat agar jangan sampai terkena kasus korupsi. Jika ada kader Demokrat yang terkena kasus korupsi, Yudhoyono memastikan tidak akan membela kader yang bersangkutan.
"Pandai-pandailah menjaga diri. Jangan tergoda pada tindakan yang melanggar secara hukum, seperti korupsi, dan semacamnya," kata Yudhoyono dalam rapat kerja Fraksi Partai Demokrat DPR di Hotel Crowne Plaza, Jakarta. Sabtu 27 November 2010 malam.
Yudhoyono menegaskan sikap menjaga diri itu demi keselamatan dan keinginan Demokrat menjadi contoh bagi partai lainnya. Bila ada kader Demokrat tersangkut kasus korupsi, Yudhoyono mengatakan tidak akan membelanya.
Pembelaan, kata dia, hanya akan diberikan jika kader Demokrat itu memang tidak bersalah. "Saya akan bela manakala ada kader yang disalah-salahkan, saya akan bela. Dikriminalkan, saya akan bela. Tapi kalau korupsi, (bela) sendiri," ucap dia.
Yudhoyono pun bercerita soal adanya seseorang yang dulu pernah mendukung dirinya menjadi presiden dalam Pilpres 2009. Ternyata yang bersangkutan terkena kasus korupsi tapi Yudhoyono tidak membelanya. "Ah saya kecewa memilih SBY," kata SBY menirukan orang tersebut.
Usut punya usut, lanjut SBY, ternyata orang tersebut melakukan korupsi. Karena itulah SBY enggan membelanya. "Saya ingatkan dari sekarang jangan terjebak dalam pelanggaran hukum seperti itu. Jangan," kata SBY.
Yudhoyono tidak menginginkan politik yang gaduh dan tidak mendukung pembangunan bangsa.
Dalam arahannya, dia juga meminta semua kader Partai Demokrat mengedepankan komunikasi politik yang sehat dan membangun.
"Mari buat komunikasi itu lebih berkualitas dan substantif," katanya.
Yudhoyono menegaskan, politik di Indonesia sangat dinamis. Dinamika politik itu, katanya, kadang diselingi dengan riak atau ketegangan.
"Di negeri kita, politik amat dinamis. Sekali-kali ada riak, sekali-kali ada ketegangan," katanya.
Yudhoyono meminta semua kader Partai Demokrat menyikapi riak dan ketegangan politik secara cerdas dan tidak terbawa emosi.
Riak dan ketegangan politik itu, menurut Yudhoyono, adalah konsekuensi logis dari demokratisasi di Indonesia.
Yudhoyono tiba di tempat acara pada pukul 19.30 WIB dengan didampingi oleh Ani Yudhoyono. Mereka diikuti oleh Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan sejumlah petinggi partai tersebut.
Hadir dalam raker tersebut sejumlah tokoh yang tergabung dalam Dewan Pembina Partai Demokrat, antara lain Marzuki Alie yang juga Ketua DPR RI dan Fauzi Bowo yang juga Gubernur DKI Jakarta.
Putra Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono yang juga Sekjen Partai Demokrat juga berada di tempat acara.
Rapat kerja tersebut diikuti oleh seluruh anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI. Raker yang berlangsung dua hari sejak 26 November 2010 itu diisi sejumlah agenda.
Fokus utama raker tersebut adalah refleksi satu tahun kinerja Fraksi Partai Demokrat DPR RI. Pertemuan itu juga diisi dengan diskusi tentang strategi kinerja fraksi ke depan.
Sebagian besar agenda tersebut merupakan pertemuan internal yang berlangsung tertutup bagi media massa. (fn/tm/ant) www.suaramedia.com
"Pandai-pandailah menjaga diri. Jangan tergoda pada tindakan yang melanggar secara hukum, seperti korupsi, dan semacamnya," kata Yudhoyono dalam rapat kerja Fraksi Partai Demokrat DPR di Hotel Crowne Plaza, Jakarta. Sabtu 27 November 2010 malam.
Yudhoyono menegaskan sikap menjaga diri itu demi keselamatan dan keinginan Demokrat menjadi contoh bagi partai lainnya. Bila ada kader Demokrat tersangkut kasus korupsi, Yudhoyono mengatakan tidak akan membelanya.
Pembelaan, kata dia, hanya akan diberikan jika kader Demokrat itu memang tidak bersalah. "Saya akan bela manakala ada kader yang disalah-salahkan, saya akan bela. Dikriminalkan, saya akan bela. Tapi kalau korupsi, (bela) sendiri," ucap dia.
Yudhoyono pun bercerita soal adanya seseorang yang dulu pernah mendukung dirinya menjadi presiden dalam Pilpres 2009. Ternyata yang bersangkutan terkena kasus korupsi tapi Yudhoyono tidak membelanya. "Ah saya kecewa memilih SBY," kata SBY menirukan orang tersebut.
Usut punya usut, lanjut SBY, ternyata orang tersebut melakukan korupsi. Karena itulah SBY enggan membelanya. "Saya ingatkan dari sekarang jangan terjebak dalam pelanggaran hukum seperti itu. Jangan," kata SBY.
SBY juga meminta semua kader partai tersebut tidak "asal bunyi" atau berbicara tanpa dasar yang kuat.
"Jangan asal bunyi, jangan rendah logika," kata Yudhoyono saat memberikan pengarahan dalam Rapat Kerja Fraksi Partai Demokrat DPR RI di salah satu hotel di Jakarta.
Yudhoyono tidak menginginkan politik yang gaduh dan tidak mendukung pembangunan bangsa.
Dalam arahannya, dia juga meminta semua kader Partai Demokrat mengedepankan komunikasi politik yang sehat dan membangun.
"Mari buat komunikasi itu lebih berkualitas dan substantif," katanya.
Yudhoyono menegaskan, politik di Indonesia sangat dinamis. Dinamika politik itu, katanya, kadang diselingi dengan riak atau ketegangan.
"Di negeri kita, politik amat dinamis. Sekali-kali ada riak, sekali-kali ada ketegangan," katanya.
Yudhoyono meminta semua kader Partai Demokrat menyikapi riak dan ketegangan politik secara cerdas dan tidak terbawa emosi.
Riak dan ketegangan politik itu, menurut Yudhoyono, adalah konsekuensi logis dari demokratisasi di Indonesia.
Yudhoyono tiba di tempat acara pada pukul 19.30 WIB dengan didampingi oleh Ani Yudhoyono. Mereka diikuti oleh Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan sejumlah petinggi partai tersebut.
Hadir dalam raker tersebut sejumlah tokoh yang tergabung dalam Dewan Pembina Partai Demokrat, antara lain Marzuki Alie yang juga Ketua DPR RI dan Fauzi Bowo yang juga Gubernur DKI Jakarta.
Putra Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono yang juga Sekjen Partai Demokrat juga berada di tempat acara.
Rapat kerja tersebut diikuti oleh seluruh anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI. Raker yang berlangsung dua hari sejak 26 November 2010 itu diisi sejumlah agenda.
Fokus utama raker tersebut adalah refleksi satu tahun kinerja Fraksi Partai Demokrat DPR RI. Pertemuan itu juga diisi dengan diskusi tentang strategi kinerja fraksi ke depan.
Sebagian besar agenda tersebut merupakan pertemuan internal yang berlangsung tertutup bagi media massa. (fn/tm/ant) www.suaramedia.com