-->

Kagumi Islam, Pastor Katolik Turut Bangun Masjid Jerman

COLOGNE, JERMAN (SuaraMedia News) – Cologne adalah rumah bagi banyak kaum Kristen dan Muslim juga rencana-rencana kontroversial untuk membangun sebuah Masjid yang akan menjadi yang terbesar di Jerman. Sementara beberapa umat Katolik merasa islamophobic akan serbuan Islam, yang lainnya mendonasikan uang sumbangan ke proyek pembangunan Masjid.

Jika ada konflik agama di Jerman, maka dapat dipastikan bahwa itu adalah Cologne – ibukota populasi Turki yang relijius dan benteng Katolik di Jerman. Karena di kota itu, jumlah Katolik semakin menurun dan gereja-gereja diubah menjadi panti jompo sementara kaum Muslim tumbuh semakin banyak dan mereka kini sedang membangun salah satu Masjid terbesar di negara tersebut.

Bulan November ini, para pekerja di Cologne membuat terobosan sebuah Masjid besar futuristik dengan beberapa menara setinggi 55 meter setelah menarik banyak pemrotes dari seluruh benua, termasuk dari kalangan ekstremis sayap kanan.

Masjid yang menjadi kontroversi karena ukurannya itu akan dapat mengakomodasi hingga 1.200 jamaah. Bangunan bergaya oriental itu sendiri didesain oleh seorang arsitek Kristen dan akan memiliki dua menara yang masing-masing setinggi 55 meter. Masjid ini

kemungkinan besar akan menjadi Masjid terbesar di Jerman juga bangunan suci paling kontroversial di negara itu. Kelompok-kelompok pemrotes telah melakukan kampanye menentang Masjid tersebut. Intelektual Yahudi yang kontroversial, Ralph Giordano bahkan menggambarkannya sebagai kolonisasi kaum Muslim di wilayah asing.

 

Werner Hobsch, 58, adalah seorang direktur departemen dialog antaragama di Katedral Cologne. Tugas Hobsch adalah untuk mendefinisikan bagaimana kaum Kristen dan Muslim dapat hidup berdampingan di kota katedral itu. Dan dalam tugasnya ia telah berhasil mengumpulkan sejumlah angka yang menarik.

Cologne adalah rumah bagi 120.000 Muslim dan 400.000 Katolik. Tahun lalu, 2.500 Katolik meninggalkan gereja, di mana hanya terdapat 3.588 prosesi penguburan, dan 2.965 baptisme. Jika tren itu terus berlangsung, di akhir abad ini, Islam dapat menjadi agama terbesar di Cologne.

Meski demikian, Hobsch tidak takut terhadap Islam. Sebaliknya, ia kagum atas Islam dan meyakini bahwa umat Kristiani harus belajar beberapa hal dari umat Islam – misalnya, keyakinan terhadap agamanya sendiri. Menurut pendapatnya, musuh agama Kristen - Katolik yang sebenarnya bukan berasal dari Islam, melainkan ketidakpedulian dan ketipisan iman.

Sudut pandang seperti itulah yang mendorong sang pastor untuk mulai mendonasikan uangnya untuk proyek pembangunan Masjid dua tahun lalu. Keuskupan memperingatkannya, mengatakan bahwa ada banyak umat Kristen miskin yang dapat menggunakan uang itu. Kemudian, ketika penulis Muslim Navid Kermani menerima hadiah uang  dari penghargaa Hessian Culture sebesar 10.000 euro di akhir bulan November, ia mengamalkan sebagian uangnya untuk kongregasi Bapa Meurer. (rin/ie) www.suaramedia.com