-->

Israel Siapkan Perang Psikologis Di Timur Tengah

BEIRUT (SuaraMedia News) – Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, melontarkan peringatan berkenaan dengan upaya berkelanjutan Israel yang disebutnya sebagai sebuah kampanye perang psikologis.

Pada hari Senin, Nasrallah menyerukan kepada Libanon untuk tetap kuat dalam menghadapi perang psikologis Israel, yang menurut Nasrallah tidak akan pernah berhenti dan akan terus bertambah di masa mendatang.

Nasrallah menambahkan bahwa Israel memiliki dua tujuan utama dalam perang psikologis tersebut. Yang pertama, untuk mengintimidasi negara-negara Arab agar menyerah atau melangkah mundur. Yang kedua, untuk mengembalikan kepercayaan diri masyarakat Israel.

Nasrallah juga menggarisbawahi pentingnya kerwaspadaan dalam menghadapi perang psikologis yang dilancarkan Israel. Ia menekankan kembali bahwa wawasan dan pemahaman yang lebih baik akan membantu dalam upaya mengatasi Israel.

"Wahai Israel, meski kalian mencoba segala bentuk perang psikologis terhadap kami, kalian tidak akan mendapatkan apa-apa, kecuali keberanian, stabilitas dan keyakinan yang lebih besar dari kami. Di masa mendatang, kami juga akan terus melakukan hal yang serupa."

Bulan Mei silam, sejumlah sumber kemiliteran Libanon mengatakan bahwa militer negara tersebut telah bersiaga penuh untuk menghadapi manuver militer besar-besaran dari Israel.

"Meskipun (pada faktanya) pemerintah Libanon telah diyakinkan oleh sejumlah pihak, termasuk (pasukan penjaga perdamaian) UNIFIL, bahwa manuver Israel tersebut hanyalah sebuah langkah defensif, namun militer Libanon telah disiapkan dalam kondisi siaga penuh di sepanjang perbatasan dengan Israel," kata sumber militer tersebut.

Tidak ketinggalan, kelompok Hizbullah juga menyatakan bahwa para pejuangnya telah bersiap untuk merespon segala bentuk agresi militer dari Israel.

Pimpinan Hizbullah, Hassan Nasrallah memperingatkan bahwa kelompoknya siap untuk terlibat dalam peperangan baru melawan Israel. "Ada kemungkinan bahwa Israel tengah bersiap untuk meluncurkan perang baru dan menyiapkan orang-orangnya untuk menghadapi hal tersebut," kata Nasrallah.

"Jika Israel berencana untuk melakukan apapun dalam manuver militer tersebut, maka kami menyampaikan pesan bahwa kami sudah siap siaga dan mereka akan menemui kegagalan," tambahnya. "Kami tidak akan mengubur kepala kami di dalam pasir."

Pimpinan Hizbullah tersebut menegaskan bahwa latihan militer – yang disebut Israel sebagai salah satu latihan terbesar – mungkin merupakan sebuah pesan psikologis yang ditujukan untuk mengembalikan keyakinan rakyat Israel terhadap negara dan pasukan pertahanan Israel pasca perang tahun 2006 di Libanon yang berujung pada kemenangan Hizbullah.

"Manuver tersebut boleh jadi merupakan sebuah taktik yang bertujuan untuk menakut-nakuti dan mengirimkan pesan yang kuat di kawasan Timur Tengah," katanya.

Dia juga menambahkan bahwa latihan tersebut boleh jadi merupakan persiapan untuk melancarkan perang terhadap Libanon, meski ia mengakui bahwa kemungkinan ke arah itu cukup kecil.

"Kami rasa Israel tidak mungkin melancarkan perang terhadap Libanon," kata Nasrallah. "Namun kami tetap harus siap dan berhati-hati."

Komentar Nasrallah tersebut dilontarkan di tengah terbongkarnya jaringan spionase Israel di Libanon, yang berujung pada penangkapan puluhan orang tersangka. (dn/id) www.suaramedia.com