-->

Tindakan Islamophobia di Perancis Melonjak Hingga 500%



+ResistNews Blog - Kepala Observatorium Nasional Perancis melawan Islamophobia menyatakan tindakan diskriminatif Anti-Muslim telah mencapai rekor tinggi pada trimester pertama tahun 2015 ini.

Kepala Observatorium, Abdallah Zekri, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tindakan anti-Muslim meningkat 500 persen, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2011.

“Sejak berdirinya lembaga ini pada tahun 2011, tak pernah kelonjakan tindakan Islamophobia seperti tindakan kekerasan atau ancaman, terutama pada jaringan sosial,” kata Zekri, pada Kamis, (16/04).

Zekri menyatakan ada sebanyak 222 kasus Islamophobia selama kuartal pertama tahun 2015, (56 serangan dan 166 ancaman). Sementara pada tahun sebelumnya, jumlah kasus semacam itu hanya terjadi 37 kali. “(Ada) kenaikan 500 persen,” kata Zekri.

Zekri menambahkan bahwa jumlah tindakan anti-Muslim pada bulan Januari 2015 saja telah mencapai 178 kasus.

Dia menjelaskan bahwa gejala ini “meledak” terutama pasca serangan di kantor majalah Charlie Hebdo pada 7 Januari, diikuti dengan situasi penyanderaan di sebuah supermarket halal dua hari kemudian, yang menyebabkan total 17 orang tewas.

“Namun, kejahatan-kejahatan mengerikan dan menakutkan tidak dapat membenarkan dalam keadaan apa pun adanya peningkatan drastis kebencian atau dendam terhadap Muslim di Perancis,” tegas Zekri.

“Mereka (Muslim Perancis) tidak bertanggung jawab atau bersalah melakukan aksi-aksi teroris yang menghancurkan negara itu,” tambahnya.

Zekri mengatakan serangan pria dan wanita yang ditargetkan, umumnya di tempat-tempat umum dan transportasi, dan dalam beberapa kasus ibu hamil.

Dia juga mengatakan bahwa dalam kasus-kasus tertentu, terutama menargetkan tempat-tempat ibadah, telah menggunakan granat dan senjata api.

“Apakah motto Republik ‘Liberty, Equality, Fraternity’ masuk akal?” tambah Zekri.

Zekri juga menyayangkan bungkamnya para pemimpin politik dalam menghadapi peningkatan tindakan anti-Muslim.

“Semua ini terjadi tanpa reaksi dari politisi, yang bukannya mengutuk, malah mencoba untuk mencari-cari alasan,” katanya.

Zekri mengatakan bahwa keheningan politik ini akan menimbulkan radikalisasi dan mendorong pemuda untuk bergabung dengan kelompok tersebut. [Anadolu/kiblat.net/ +ResistNews Blog ]