+ResistNews Blog - Tentara Operasi Khusus AS ditarik keluar dari base camp mereka di Filipina selatan pada Rabu (25/2). Penarikan menandai semakin berkurangnya kehadiran militer Amerika di kawasan rawan konflik tersebut.
Unit anti-terorisme – Joint Special Operations Task Force-Filipina (JSOTF-P) – telah membuat markas militer di daerah Filiphina selatan sejak 2002. Mereka ditempatkan di sana dalam rangka menekan pejuang Islam seperti afiliasi Al-Qaeda, MILF dan Abu sayyaf.
Selama bertahun-tahun, sekira 300-600 militer AS bekerjasama dengan Filiphina dalam operasi intelijen, dukungan misi bagi pasukan Filipina, evakuasi korban dan logistik.
Unit akan diganti dengan yang lebih kecil, setingkat satuan komando di Angkatan Bersenjata Filipina yang bermarkas markas di Zamboanga City.
Dalam upacara bendera penurun di Camp Navarro di Zamboanga City pada Rabu, US Army Kolonel Erik Brown mengatakan, “Selama hampir 13 tahun, JSOTF-P dengan bangga mendukung Angkatan Bersenjata Filipina dan Kepolisian Nasional Filipina. Melalui berbagai keberhasilan dan beberapa kemunduran sesekali, kemitraan kami telah tumbuh lebih kuat dan lebih dalam selama bertahun-tahun.”
AS memiliki kehadiran militer yang kuat di Filipina tetapi tentaranya dilarang mengambil bagian dalam operasi. Meski dilarang, Brown mengatakan 17 prajurit AS tewas lebih dari 13 tahun.
Bulan lalu, ketika 44 pasukan komando polisi tewas dalam pertempuran dengan mujahidin di provinsi Maguindanao, tentara AS terlihat terlibat dalam misi tempur. Hal ini dibantah oleh AS meskipun sebuah foto terlihat seorang pria Kaukasia membantu mengevakuasi korban.
Sudah bukan rahasia lagi jika Amerika merupakan penghalang utama gerak laju mujahidin di mana saja mereka berada. Meski di ujung hutan terpencil pun, asal yang dibahas adalah mujahidin, Amerika akan ikut campur di dalamnya. (wb/lasdipo/ +ResistNews Blog )